Minggu, 09 Juni 2013

Budidaya Lele Sangkuriang

Saat ini Usaha Budidaya Lele sangkuriang sudah banyak dgemari Masyarakat Indonesia Umumnya, dan itu sudah berkembang dimana-mana, namun demikian tidak ada salahnya jika dalam kesempatan ini saya akan membagi Artikel sebagai Bahan pengetahuan bagi anda yang mungkin tertarik untuk berusaha melakukan budidaya ikan lele sangkuriang, baiklah kita baca artikel di bawah ini, semoga bermanfaat.
Lele sangkuriang merupakan lele dumbo strain baru hasil dari rekayasa genetic yang dilakukan oleh BBAT sukabumi dalam upaya perbaikan mutu ikan lele.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama dipulau jawa, yang seterisnya di sumatera termasuk mukomuko propinsi Bengkulu.Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1). Dapat dibudidayakan dilahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi 2). Teknologi budidaya relative mudah dikuasai oleh masyarakat, 3).pemasarannya relative mudah dan 4). Modal usaha yang dibutuhkan relative rendah.
Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton.terpal yang dibutuhkan untuk pembuatan kola ini adalah jenis kolam terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran.Ukuran terpal yang disediakan oleh pabrik bermacam-macam sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan.Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan dipekarangan ataupun dihalaman rumah.
Salah satu keunggulan dari budidaya ikan lele sangkuriang di kolam terpal adalah murah biaya dan praktis. Sebenarnya kolam yang paling baik untuk budidaya ikan lele atau ikan yang lain adalah kolam dari tanah. Namun jika tak memiliki lahan yang cukup atau cocok maka alternatif lain yang lebih simple dan mudah adalah kolam terpal. Adapun keunggulan pemakaian kolam terpal adalah sbb:
Keuntungan dari kolam terpal :
1. terhindar dari pemangsaan ikan liar
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan penggantian air maupun panen
3. Dapat dijadikan peluang usaha mikro dan makro
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas,lele terlihat tampak bersih,dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan diwadah lain
Dapat diterapkan di lahan terbatas
Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous (tanah yang menyerap air) atau berpasir
Biaya investasi murah
Dapat diterapkan di daerah sulit air
Pembuatannya praktis
Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpur
Ikan lele yang dibudidayakan di kolam terpal jarang diserang penyakit
Kelangsungan hidup (Survival Rate) ikan lele yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, bisa mencapai 95%
Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah
1. Usahakan lahan yang sedikit rindang,tapi jangan langsung dibawah pohon
2. Terpal ukuran 6 x 8 meter (terpal jenis A3 lebih tebal),saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok,
3. Tanah digali dengan kedalaman ± 70 cm, dan lebar 4 x 6 m2 untuk menempatkan posisi terpal.
4. keliling kolam harus di pagar dengan waring untuk menghindari gangguan hewan ternak atu mengantisipasi lele melompat.
5. untuk menguatkan posisi terpal dibibir kolam sebaiknya di pasang karung yang diisi dengan tanah sepanjang keliling kolam.
Peralatan Penunjang
Beberapa jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan,alat tangkap (serok/lambit),ember dll.Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan
Persiapan Kolam
Sebelum digunakan,sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu.Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan
planton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih ikan lele.Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gr/m2 atau dalam ukuran 4 x 6 m2 sebanyak 16 Kg . Dapat pula ditambahkan urea 15 gr/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 3 -5 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai wana air kolam berubah coklat atau kehijauan,yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah hingga minggu ke-
2, sebelum benih lele ditebar.
Penebaran benih
Sebelum benih ditebar,sebaiknya benih disucihamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permangat) atau PK dengan dosis 35 gr/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5 -10 menit
Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari.pada kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar.Hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung.Kedalam air kolam pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih.
Jumlah padat tebar benih 75-100 ekor/m2 yang berukuran 5 - 8 cm. Kedalaman air pada benih diterbarkan ± 30 cm
Pemberian Pakan
Pada dasarnya Lele Sangkuriang merupakan ikan yang bersifat omnivora.Makanan yang diberikan bisa makanan alami yang bisa diperoleh dari sekitar kolam atau tempat tinggal kita. Pemberian makanan tambahan berupa pellet bisa diberikan jika tidak mau repot mencari makanan alami. Dalam Budi Daya Lele Sangkuriang jumlah besar cara ini lebih praktis dilaksanakan. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Cara menghitungnya dengan mengambil sampel beberapa Lele Sangkuring kemudian ditimbang. Untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pemberian pakan, makanan dicampurkan dengan probiotik. Menurut pengamatan beberapa petani dan peneliti probiotik mampu meningkatkan efisiensi pencernakan makanan sehingga ikan lele menjadi cepat besar dan bobot bertambah.
Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
Dan untuk diketahui juga bahwa Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berukuran 2 minggu berupa bentuk serbuk halus. Kemudian setelah itu berangsur-angsur digunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pellet ukuran 2 milimeter (sesuai umur ikan lele). Hal ini dimaksud agar pellet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran lele selama pertumbuhannya.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein berkisaran antara 28 – 33 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5% dari bobot total ikan dan pemberian sebanyak 3 x sehari (pagi,siang dan sore)
Hama dan Penyakit Ikan Lele
Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Jenis hama/penyakit
1. Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron.
Gejala: lele yang terkena bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele bernafas megap-megap di permukaan air.
Pencegahan: lingkungan harus tetap bersih, termasuk kualitas air harus baik.
Pengobatan: melalui makanan antara lain pakan dicampur Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7-10 hari berturut-turut atau dengan Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3-4 hari.
2. Penyakit tuberculosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium fortoitum
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5-7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.
3. Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5-3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.
4. Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
1 ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
2 terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang;
3 ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12-24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari
5. Penyakit cacing Trematoda
Biasanya penyakit yang Menyerang dalam budidaya lele sangkuriang di koam terpal adalah
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
1 direndam formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
2 Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
3 menyelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ±30 menit;
4 memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit;
5 dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ±10 menit.
6 Parasit Hirudinae
Penyebab:
lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
Mengapa memilih lele sangkuriang:
Ceritanya, rasa daging Lele sangkuriang memiliki rasa yang lebih enak dan gurih, tak heran permintaannya semakin banyak. Selain rasa yang enak didukung pula dengan pertumbuhannya yang lebih cepat dari Lele Dumbo. Untuk benih yang ditabur pada ukuran 5-8 cm dalam masa pemeliharaan 130 hari sudah bisa dipanen dalam bobot 200 sampai 250 gr/ekor. Biasanya ada Lele Sangkuriang yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan lainnya, secara berkala misalnya satu bulan sekali, Lele Sangkuriang dipisahkan berdasarkan ukurannya. Hal ini dilakukan agar ikan yang pertumbuhannya lebih lambat tidak kalah dalam bersaing mengkonsumsi makanan. Selain itu ikan yang pertumbuhannya cepat bisa dipanen dalam waktu yang lebih cepat.
Sumber:
berbagai Sumber Budi daya Perikanan, Direktorat jendral Budidaya perikanan, dan petunjuk budidaya perikanan lainnya dari sumber informasi Budidaya lele sangkuriang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...