Senin, 10 Juni 2013

Pembenihan Ikan Lele

Lele termasuk ikan yang mudah untuk beradaptasi sehingga ikan ini bisa dipelihara di berbagai media pemeliharan, salah satunya di kolam terpal. Kolam terpal adalah kolam yang dasar maupun sisi dindingnya di buat dari terpal. Dari mulai proses pemijahan sampai pembesaran ikan lele bisa dilakukan pada kolam terpal. Untuk cara pembuatan kolam terpal bisa anda lihat di artikel sebelumnya.


Untuk melakukan pemijahan ikan lele ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain:
- Kolam
Kolam yang harus disiapkan yaitu kolam pemijahan dan kolam penetasan telur. Untuk kolam pemijahan bisa bisa menggunakan kolam dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi kolam 50 centimeter yang di isi air dengan ketinggian 20 – 25 cm. Untuk kolam penetasan bisa menggunakan kolam bekas pemijahan atau kolam lain yang di lengkapi dengan pelindung dari hujan dan sinar matahari yang bisa di buka tutup sesuai kebutuhan.
- Kakaban
Kakaban berfungsi untuk menempelnya telur lele.

- Seleksi Induk
1. Ciri-ciri induk lele jantan:
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akanmengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
2. Ciri-ciri induk lele betina
- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
- Warna kulit dada agak terang.
- Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
- Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
- Perutnya lebih gembung dan lunak.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arahekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).

Proses Pemijahan
1. Masukan induk lele jantan dan betina yang sudah terpilih ke kolam pemijahan. Biasanya induk lele yang siap mijah akan saling berdekatan,usahakan kondisi disekitar kolam pemijahan tenang agar lele tidak stress.
2. Masukan kakaban ke dalam kolam pemijahan, atur kakaban sedemikian rupa sehingga kakaban tetap berada di dasar kolam selama proses pemijahan.
3. Tutup kolam pemijahan, tujuannya untuk mencegah lele loncat dari kolam pemijahan.
4. Pemijahan biasanya akan berlangsung malam hari sekitar pukul 10 malam dan akan berakhir menjelang pagi.
5. Keesokan harinya telur akan terlihat menempel pada kakaban, telur yang terbuahi akan terlihat putih kekuning kuningan (cerah)
6. Kakaban di angkat untuk memudahkan mengambil induk yang sudah dipijahkan. Jika penetasan telur dilakukan di kolam bekas pemijahan kakaban di susun kembali usahakan semua telur terendam oleh air. Jika menggunakan kolam lain untuk menetaskan maka kakaban dimasukan ke kolam penetasan.
7. Dalam rentang waktu 20-24 jam telur lele akan menetas menjadi larva, akan tetapi larva lele masih lemah biasa masih berada pada kakaban. Keesokan harinya setelah lele menetas baru larva lele meninggalkan kakaban, biasanya larva lele akan berkumpul di pojok dasar kolam, segera kakaban diangkat karena apabila kakaban tidak segera diangkat telur yang tidak menetas akan membusuk dan mencemari kolam
8. Larva lele mulai diberi makanan setelah 3 hari menetas. Pakan yang di berikan yaitu cacing sutra segar. Pemberian cacing sutra dilakukan selama 20 hari, berikan cacing sutra sedikit – sedikit usakan cacing sutra selalu tersedia di kolam agar diperoleh pertumbuhan lele yang baik.
9. Setelah berumur 20 hari lele berukuran 3-4 cm lakukan penyortiran. Kemudian lele dipelihara di kolam pendederan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...