Minggu, 07 Juli 2013

Cara Membuat Sop Iga Sapi

Daging iga sapi atau kadang disebut dengan istilah rib merupakan salah satu bagian dari daging sapi yang mana letaknya di daerah tulang rusuk atau tulang iga. Daging iga adalah salah satu dari 8 bagian utama dari daging sapi yang sering dibuat masakan. Daging iga atau rib yang biasanya terdiri mulai dari iga keenam hingga iga kedua belas, sedangkan daging yang biasa dikonsumsi adalah iga kedua hingga ketujuh. Ada banyak jenis masakan yang memakai bahan daging ini, ada yang dimasak menjadi sup seperti sup konro, ada juga yang dimasak menjadi masakan semur iga. Selain itu, bisa juga dibakar. Ada juga yang dipotong menjadi beberapa potongan yang biasa disebut dengan Rib-eye steak. Kadangkala daging disertai tulang yang masih melekat (bone in), kadangkala tidak disertai tulang sama sekali (boneless). Sop Konro yang memakai bahan daging iga itu merupakan salah satu makanan khas Makasar, Sulawesi Selatan.

Resep cara membuat sop iga (sup iga) | Sup konro tadi merupakan masakan sup iga sapi khasnya orang-orang Bugis dan Makasar. Kuahnya berwarna cokelat agak kehitam-hitaman dan dimakan / disajikan bersama potongan ketupat. Warna yang kehitam-hitaman itu dikarenakan adanya buah kluwek yang menjadi salah satu bahan bakunya dan memang asli berwarna hitam. Rasa bumbunya juga terasa sekali sebab adanya bahan ketumbar. Meskipun kita tidak akan membuat sop Konro itu, namun kita tetap akan membuat sup iga yang mirip dengan konro. Tentu rasanya tidak kalah enaknya. Sop buntut dan sop iga inilah yang sering banyak dicari orang, oleh karenanya saya mencoba untuk menulis resep ini agar bisa dipraktekkan oleh banyak orang.

Siapkan bahan dasar sop iga sapi :

sop iga sapi
  • Sebuah wortel segar. diiris membentuk lingkaran tipis.
  • Seratus lima puluh (150 gram) kacang merah.
  • Lima ratus (500 gram) iga sapi. Silakan anda potong2 sesuai kebutuhan.
Komposisi bumbu sop iga :
  • memarkan jahe sepanjang 2 centi meter,
  • satu batang daun bawang.
  • cincang sampe halus bawang putih sebanyak 3 siung
  • satu batang seledri.
  • garam secukupnya.
  • seperempat sendok teh kayu manis bubuk.
  • iris satu buah tomat
  • empat butir cengkeh.
  • satu sendok teh merica bubuk.
Cara membuat sop iga sapi :
  1. Iga sapi direbus selama kurang lebih sepuluh menit, dan gantilah air bekas rebusan tadi dengan yang air baru kira-kira 2 liter. Dengan air yang baru itu, rebus lagi iga sapi sampai dagingnya empuk. Air bekas rebusan itu kemudian diambil untuk dipakai sebagai kaldu, pisahkan dari iga sapinya.
  2. Kaldu masih tetap direbus, bahan-bahan seperti kayu manis, jahe, bawang putih, cengkeh, pala bubuk, dan merica dimasukkan kedalam kaldu sapi tersebut.
  3. Masukkan juga  kacang merah dan wortel, tunggu sampai empuk wortel dan kacangnya.
  4. Iga sapi yang dipisahkan dari kaldunya tadi dimasukkan lagi dalam kaldu, dan tambahkan daun bawang.
  5. Jika kamu suka, bisa diberi tambahan sosis sapi, iris tipis.
  6. Tuangkan merica bubuk, pala bubuk, dan garam. Aduk sampai merata kemudian angkat.
  7. Tuangkan sop kedalam mangkuk yang sudah dipersiapkan.
  8. Sajikan dengan hiasan daun seledri, bawang goreng, dan irisan tomat.
  9. Anda juga bisa memberi pelengkap tambahan seperti sambal dan emping.
sumber :  http://resepmembuatku.blogspot.com/2013/05/resep-membuat-sop-iga-sapi-sup-iga-sapi.html

Pakan Ternak Sapi

Macam-Macam Pakan Fermentasi Sapi

Macam-macam pakan fermentasi sapi artinya ada banyak jenis limbah pertanian atau hijauan makanan ternak yang difermentasikan untuk ternak sapi. Sebelumnya perlu diketahui tujuan utama fermentasi makanan sapi adalah untuk efisiensi dalam penyediaan pakan. Fermentasi ini berkembang karena adanya keterbatasan peternak dalam mendapatkan hijauan makanan ternak, jika di daerah anda masih terdapat hijauan makanan ternak segar sebaiknya gunakan saja rumput segar tersebut untuk pakan sapi tanpa perlu melalui proses fermentasi. Proses fermentasi makan ternak ini dilakukan karena pakan hasil fermentasi dapat disimpan dalam waktu yang lama dan cenderung mudah dikonsumsi oleh sapi, kerbau, kambing, domba dan kuda.

Macam-macam limbah pertanian yang dapat dijadikan pakan fermentasi sapi adalah:
  1. Tangakai Jagung kering, disini tidak terbatas hanaya pada tangkai jagung saja, tapi dau jagung serta kulit jagung yang sudah kering dapat dijadikan makanan sapi (ternak ruminansia) setelah melalui proses fermentasi
  2. Tongkol Jagung, biasanya petani jagung adalah seorang peternak sapi juga, sering sekali petani jagung ini tidak memanfaatkan tongkol jagung ini secara optimal, umumnya tongkol jagung ini dibuang dengan dibakar. Tongkol jagung ternyata memiliki serat dan kandungan protein yang dapat dijadikan makanan ternak sapi, setelah dilakukan fermentasi. Fermentasi tongkol jagung terbaik adalah fermentasi tongkol jagung yang sudah di pecahkan (bukan ditepungkan).
  3. Tangkai padi (jerami), dikala musi panen padi ketersediaan jerami sangat melimpah, jerami juga jarang dimanfaatkan oleh petani untuk pakan ternak mereka, jerami ini biasanya haya dibuang dan dibakar. Jerami adalah salah satu limbah pertanian yang paling mudah difermentasi, cara memfermentasikan jerami juga sangat mudah.
  4. Ampas kulit kopi, kulit kopi memang lunak dan disukai oleh ternak jadi tanpa proses fermentasi sekalipun ampas kulit kopi ini dapat diberikan secara langsung kepada ternak.
  5. Kulit kakao (cokelat), kulit cokelat ini juga salah satu limbah pertanian yang disukai ternak, tapi kulit kakao tidak baik bila diberikan begitu saja kepada ternak sapi, ada zat kitin yang sulit dicerna oleh lambung sapi pada kulit kakao. Untuk itu sebaiknya kulit kakao difermentasikan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ternak sapi.
  6. Rumput kering atau rumput yang sudah tua, biasanya baik rumput gajah dan rumput lapangan yang sudah tua kurang disukai oleh ternak sapi, jadi sering sekali rumput yang sudah tua ini dibuang oleh peternak sapi, alangkah baiknya jika rumput yang sudah tua ini difermentasikan dan disimpan, jadi saat musim paceklik para peternak tidak kesulitan dalam memperoleh pakan ternak mereka. Rumput yang berlebih sebaiknya jangan dibiarkan menjadi tua, ketika ada kelebihan rumput maka jadikanlah rumput tersebut menjadi hay, hay ini sama kualitasnya dengan rumput segar.
sumber : http://kesehatan-ternak.blogspot.com/2013/02/macam-macam-pakan-fermentasi-sapi.html

Pupuk Kotoran Sapi

Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan – bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos.
Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.
Proses
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Bahan yang diperlukan adalah kotoran sapi : 80 – 83%, serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 5%, bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%, abu sekam : 10% dan kalsit/kapur : 2%, dan juga boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %
Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ¬+ 60%, kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll, serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.

Sumber : www.sinartani.com

Biogas Kotorang Sapi

Biogas dari Kotoran Sapi Ternak - Pertumbuhan penduduk, menyebabkan sumber daya alam yang tersedia berkurang, seperti bahan bakar minyak (BBM), eksploitasi sumber daya alam, khususnya minyak, yang telah membesar-besarkan ancaman bagi keselamatan manusia dan lingkungan itu sendiri. Hal lain yang banyak dikhawatirkan orang bahwa jumlah cadangan minyak yang menurun dari hari ke hari dan terancam habis. Karena itu perlu mencoba untuk mencari energi alternatif untuk menghemat cadangan minyak yang ada saat ini. Biogas adalah salah satu energi yang dapat dikembangkan dengan memberikan cukup bahan baku yang tersedia dan renewable. masalah dapat diatasi dengan kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan yang relatif mudah didapat, dan biaya operasional yang rendah, tidak mengakibatkan masalah limbah. salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas.

Berdasarkan analisis yang dilakukan para pakar peneliti menunjukan bahwa kotoran sapi mengandung selulosa, hemisellulosa, lignin, karbonat organik, nitrogen, fosfor dan kalium. Cara pembuatannyapun sangat praktis, yaitu kotoran sapi yang telah diencerkan dengan air dengan perbandingan tertentu dan ditempatkan dalam wadah biogas. Making tertutup untuk bahan bakar sangat efektif dilakukan di daerah yang banyak ternak. Setelah terbentuk biogas, sapi limbah gas yang telah diambil, pupuk organik yang kaya akan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena itu, pupuk organik ini dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk menjaga produksi tanaman. ini memberikan gambaran pemanfaatan teknologi biogas dengan bahan bakar kotoran sapi sebagai solusi alternatif dalam rangka untuk menghemat cadangan minyak bumi.
1. According anaerobik biologis (1989) menyatakan, Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan adalah metana ( CH4) dan karbon dioksida (CO2).
Biogas dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari fermentasi berbagai jenis bahan limbah seperti sampah, pupuk, kotoran manusia, jerami, dan bahan lainnya dalam kondisi anaerob dan menghasilkan gas, gas metana yang didominanasi oleh dioksida dan karbon. Singkatnya, semua jenis bahan dalam hal kimia termasuk senyawa organik, baik berasal dari limbah dan kotoran hewan atau sisa tanaman, dapat digunakan sebagai biogas.
2. Kotoran sapi
Sapi memiliki sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput berserat tinggi. Oleh karena itu, pupuk sapi kandang memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga Nilai kalor yang dihasilkan oleh biogaspun cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk metana murni (100%) memiliki nilai kalori 8900 kkL/m3.
3. Jenis Pabrik Biogas
Jenis Pabrik biogas dapat dilihat dari konstruksi dan bahan baku. Hal konstruksi, secara umum, pabrik biogas diklasifikasikan menjadi dua jenis:
  • Kubah tetap  :  Kubah tetap merupakan konstruksi yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan generator tekanan.
  • Drum mengambang : Drum mengambang berarti ada bagian pada pabrik yang dapat dipindahkan untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan pembangkit tekanan. Gerakan tanaman mereka juga akan menjadi tanda dimulainya produksi gas dalam Pabrik Biogas. Sementara pembangunan pabrik biogas dilihat dari aliran bahan baku, dibagi menjadi dua lagi yaitu: 1. Batch (bak) Pada jenis ini bahan tanaman ditempatkan dalam wadah atau ruang tertentu dari awal sampai selesainya proses pencernaan. Ini hanya umum digunakan dalam tahap percobaan untuk menentukan potensi gas dari sampah. 2 organik. Contiunitas (aliran) Dalam tipe ini ada aliran sisa bahan masuk dan keluar pada selang dalm tempo waktu tertentu. Panjang dari bahan baku Pabrik Biogas disebut sebagai waktu retensi hidrolik (Retensi hidrolik Waktu / HTR).
4. Prinsip Teknologi Biogas
Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan fermentasi bahan organik oleh bakteri anaerob yang menghjasilkan gas metana. Gas metana adalah gas yang mengandung satu atom C dan empat atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas metana yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga panaspun dapat dihasilkan. Sifat gas ini tidak berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Menurut Direktorat Jenderal PPHP-Departemen Pertanian (2006), 1 m3 biogas setara dengan:
a. LPG: 0,46 Kg
b. Minyak Tanah: 0,62 Ltr
c. Minyak solar: 0,52 Ltr
d. Bensin: 0,80 Ltr
e. Kayu bakar: 3,50 Kg
Pembentukan biogas mikroba anaerobik mencakup tiga tahap : Pertama, tahap hidrolisis di mana pembubaran terjadi pada tahap ini bahan organik larut dan pencernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana, mengubah struktur utama dari bentuk monomer. Kedua, tahap pengasaman, yang pada tahap komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada hidrolisis akan menjadi makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari gula sederhana akan diproduksi pada tahap asam asetat, alkohol propionat, format, laktat, dan sedikit butirat, karbon dioksida, hidrogen dan amonia. Ketiga, panggung metagonetik, pada tahap ini adalah pembentukan metana dan gas karbon dioksida.
5. Bagian Utama dari Pabrik Biogas
  • Degester (pencernaan) Degester alat mencerna bahan organik yang sebagian besar terdiri dari potongan-potongan kecil dari pupuk kandang dan sisa tanaman seperti jerami dan sebagainya, dan air yang kedap udara.
  • Pintu masuk saluran bubur (kotoran yang dilembutkan), Campuran kotoran sapi dan air untuk membentuk bubur dimasukkan melalui saluran masuk lumpur.
  • Residu saluran keluar adalah sisa dari bahan biogas saluran. Jika aliran dalam tangki cukup baik kemudian menyeimbangkan tekanan hidrostatik akan mengakibatkan beberapa bubur sisa ketika bubur ditambahkan kesaluran keluar tangki nasuk pertama. Tekanan hidrostatik akan menyebabkan sebagian lumpur sisa ketika bubur ditambahkan keslauran keluar tank. 
  • Keselamatan utama Tekanan katup/klep, prinsip kerja katup ini berupa pipa T yang mampu menahan tekanan di dalam saluran gas setara dengan tekanan kolom air dalam tabung T TSB. Ketika tekanan dalam saluran gas lebih tinggi dari tekanan kolom air, gas akan keluar melalui T tabung sehingga tekanan dalam sistem akan daya mundur. Bila air yang masuk dalam pipa T adalah h maka tekanan yang dapat memegang pipa adalah p = ρgh.
  • Separator-Sparator berfungsi untuk mengarahkan aliran lumpur di pabrik sehingga untuk memastikan bahwa bubur memenuhi kriteria HTR massa. Untuk membantu kelancaran aliran lumpur di pabrik, disarankan untuk menggunakan bubur dengan kadar padatan sesuai dengan rekomendasi US EPA (maksimum sekitar 12,5%).
  • Reaktor, tempat fregmentasi.
6. Cara Kerja BIOGAS
  • Air dan kotoran sapi dicampur (perbandingan 2:1) dalam bak
  • Dialirkan ke reaktor
  • Muncul BIOGAS 7 hari
  • Dalam reaktor ada pengaman gas
  • Penampung gas dari reaktor
  • Tungku/kompor BIOGAS


sumber:  http://kris-smile.blogspot.com/2012/07/biogas-dari-kotoran-sapi-sapi-ternak.html#.UdlpbKxjBH0

Sapi Terbesar Di Dunia

Sapi asal Belgia ini sangat memenuhi syarat tersebut. Ukuran tubuh dan otot-ototnya sangat luar biasa. Gak kebayang gimana nyembelihnya. Malah keliatan serem...

Awalnya pada abad 19 orang Belgia mengawinkan sapi ternak lokal dengan sapi Inggris, hasilnya adalah sapi Belgian Blue, si sapi raksasa ajaib. Ukurannya yang luar biasa dan otot-otot besarnya kadang-kadang dijuluki "double muscling", merupakan hasil suatu proses mutasi gen natural untuk myostatin, suatu protein bertanggung jawab dalam proses pertumbuhan otot. Mutasi ini menghasilkan percepatan pertumbuhan otot tanpa lemak.


 

Cara Membuat Bakso Sapi

Resep cara membuat Bakso daging sapi yang enak, lezat dan mantab. Seperti pada umumnya, Bakso sampai saat ini masih menjadi makanan favorite kebanyakan orang di indonesia. Baik perempuan, laki-laki, anak-anak dan orang tua pun masih banyak yang suka dengan yang namanya Bakso, terutama Bakso daging sapi. Rasa daging sapi yang tedapat pada bulatan / pentol bakso memang menjadi ciri khas masakan yang tidak akan bisa dilupakan. Dan bisa saja membuat anda ketagihan alias kecanduan :).

Cara membuat Bakso daging sapi yang enak ternyata juga mudah, bahan-bahan yang dibutuhkan pun boleh dibilang cukup sederhana dan mudah di dapatkan. Saya yakin ibu-ibu atau mbak yang dirumah pasti bisa untuk membuat bakso. Yup sekarang saatnya mencoba praktek langsung yah, siapkan bahan-bahan berikut.

Bahan-bahan untuk membuat bakso :

  • 1 kg daging sapi giling
  • 1 ons tepung kanji
  • 6 siung bawang putih
  • 1 senduk makan garam
  • 1/2 sendok teh merica bubuk
  • penyedap rasa secukupnya
Jika bahannya sudah siap, sekarang langsung ke cara pembuatannya.

Cara Membuat Bakso :

  1. Haluskan bawang putih, silahkan tumbuk atau blender.
  2. Campur bawang putih yang sudah dihaluskan ke dalam adonan daging sapi giling, merica, garam, penyedap rasa, sekaligus tepung kanji.
  3. Aduk dan uleni adonan tersebut hingga merata kurang lebih 10 menit
  4. Setelah adonan tercampur rata selanjutnya bentuklah menjadi bulatan-bulatan dengan menggunakan tangan sesuai dengan ukuran yang anda inginkan, usahakan agar ukurannya tidak terllau besar supaya bisa matang secara lebih merata dan cepat. Nah disini saya yakin anda bisa untuk membuat bulatan bakso.
  5. Masukkan bulatan bakso yang anda buat ke dalam air panas, kemudian rebuslah ke dalam air yang mendidih hingga matang. Tanda bakso yang telah matang adalah mengapung di permukaan air yang mendidih. Proses perebusan biasanya memakan waktu 10-15 menit.
  6. Angkat bakso yang telah matang dan tiriskan dalam suhu ruangan.

Nah sekarang bulatan bakso atau pentol bakso sudah jadi, tinggal membuat kuahnya. Bagaimana membuat kuah bakso yang enak? berikut ini resep dan caranya.

Bahan untuk kuah bakso :
  • Tulang sapi
  • Air
Bumbu kuah bakso :
  • Bawang putih 5 siung, goreng dan haluskan
  • Bawang merah 4 siung, goreng dan haluskan
  • Bawang goreng 1/2 sdm, haluskan
  • gula 2 sdt
  • garam 1 sdm
  • lada 1/2 sdt
  • daun bawang 4 batang, ambil bagian putihnya, iris halus
  • kaldu sapi instan, 2 sdt

Cara membuat Kuah Bakso :

  1. Rebus air bersama tulang dan semua bumbunya sampai mendidih dan tulangnya menjadi matang.
  2. Jika sudah matang, kecilkan apinya dan selanjutnya anda sudah bisa menyajikan bakso bersama kuahnya.
Untuk penyajian, bisa di tambah pelengkap seperti bawang goreng, tahu, seledri, saus, kecap dan lain sebagainya agar lebih terasa enaknya.

sumber :  http://www.blogbamz.com/2013/02/cara-membuat-bakso.html

Cara Membuat Steak Daging Sapi

Resep Cara Membuat Steak Daging Sapi ala Waroeng Steak


Bahan :
  • 2 Potong Daging Sapi @200 gram (cari daging yang tidak terlalu banyak lemaknya)
Bahan Saus Steak :
  • 1 Sdm Saus tomat
  • 2 Sdm Saus cabe
  • 4 Sdm Saus Barbeque
  • 1 Sdt Merica bubuk
  • 1 Sdt Air perasan jeruk nipis
  • 1 Sdm Madu
  • 1/2 Sdt Garam
  • 2 Siung Bawang Putih, cincang halus
Cara membuat steak :
  1. Pipihkan daging dengan pemukul daging agar daging menjadi empuk.
  2. Campur semua bahan saus steak aduk hingga rata, kemudian rendam daging dengan saus hingga rata, kemudian istirahatkan di dalam kulkas selama 1-2 jam.
  3. Panaskan wajan panggangan/grill steak, olesi dengan sedikit minyak atau margarin.
  4. Panggang daging steak di atas panggangan sesekali olesi dengan saus sisa rendaman, periksa tingkat kematangan setiap sisinya.
  5. Sajikan panas, dengan pelengkap kentang goreng, atau tumisan sayuran.
Tips membuat steak daging
  • Jangan panggang daging terlalu matang karena akan membuat daging kering dan menghilangkan sari dagingnya, sehingga daging menjadi keras.(YS)


sumber :  http://www.pawarta.com/2013/05/resep-cara-membuat-steak-daging-sapi.html

Cara Memasak Soto Daging Sapi

Resep Soto Daging Sapi Uenak

Bahan Soto Daging Sapi  :

  • 500 gram daging sapi
  • 10 siung bawang putih, dicincang halus
  • 1.500 ml air, 3 sendok makan minyak goreng
  • Bumbu Halus :
  • 1 sendok teh merica,2 1/2 sendok teh garam
  • 1 sendok teh ketumbar

Pelengkap Membuat Soto Daging Sapi :

  • 100 gram taoge, diseduh
  • 5 sendok makan bawang goreng
  • 100 gram kedelai goreng
  • 2 batang daun seledri, diiris halus

Cara Membuat Soto Daging Sapi :

  • Tumis bumbu halus dan bawang putih sampai harum kekuningan.
  • Masukkan daging lalu aduk hingga berubah warna.
  • Tuang air kemudian rebus sampai daging lunak. Angkat daging lalu iris tipis.
  • Sajikan panas dengan pelengkap.
Nah itu adalah cara membuat soto daging sapi,kalian bisa membuatnya dirumah, siapapun bisa memasak kok asalkan ada kemauan saja.
 
sumber : http://www.aslibanget.com/2013/05/resep-soto-daging-sapi-uenak.html

Cara Membuat Bistik Daging Sapi

 Resep Bistik Daging Sapi
Bahan Bistik Daging :
- 250 gram daging cincang
- 4 butir telur
- garam secukupnya
Bahan Saus :
- 3 sendok makan margarin
- 8 buah bawang merah, iris halus
- 300 cc kaldu
- 1/2 sendok teh merica bubuk
- 1/2 sendok teh pala bubuk
- 5 sendok makan kecap manis
- garam secukupnya
Cara Membuat :
- Campur daging bersama telur dan garam, aduk rata. Tempatkan dalam pinggan tahan panas, lalu panggang dalam oven hingga matang.
- Saus : Panaskan margarin dalam wajan, tumis irisan bawang merah hingga harum. Masukkan kaldu. Tambahkan merica, pala, garam, dan kecap manis. Masak hingga mendidih. Angkat.
- Siram bistik daging cincang dengan sausnya. Hidangkan bersama Ongklok Kentang.

sumber :  http://www.resepmasakankita.com/resep-bistik-daging-sapi.html

Cara Memasak Semur Daging Sapi

Resep Cara Membuat Semur Daging Sapi Mudah Enak - Semur merupakan salah satu masakan Asli dan sangat khas di Indonesia , semur memang banyak sekali macamnya tapi kali ini Indonesia Resep Makanan akan memberikan Resep Cara Membuat Semur Daging Sapi Mudah Enak dan Pedas Hot.


Resep Cara Membuat Semur Daging Sapi Mudah Enak

Bahan Resep Cara Membuat Semur Daging Sapi Mudah Enak:

  • 500 gram daging sapi
  • 2 batang serai 
  • 5 butir cengkeh 
  • 1/2 sdt pala bubuk 
  • 1/2 sdt merica bubuk 
  • 1 sdt garam 
  • 1 liter kaldu sapi 1
  • 100 ml kecap manis Minyak goreng secukupnya

Bumbu Halus Resep Cara Membuat Semur Daging Sapi Mudah Enak :
  • 8 siung bawang merah 
  • 4 siung bawang putih 
  • 1 buah tomat ukuran sedang 
  • 5 butir cabai merah besar 
  • 3 butir kemiri 
  • 2 ruas jari jahe

Proses Pembuatan Resep Cara Membuat Semur Daging Sapi Mudah Enak:

  • Pertama-tama siapkan bahan seperti yang sudah di sebutkan 500 gram daging sapi has dalam, potong dadu 2 batang serai yang sudah dimemarkan 5 butir cengkeh 1/2 sdt pala bubuk 1/2 sdt merica bubuk 1 sdt garam 1 liter kaldu sapi 100 ml kecap manis Minyak goreng secukupnya
  • Kemudian Panaskan minyak goreng, lalu masukkan bumbu halus dan tumis hingga harum.
  • Masukkan daging sapi, tambahkan serai, cengkeh, pala bubuk, merica bubuk, garam dan kecap manis. Aduk hingga rata dan daging sapi berubah warna.
  • Tambahkan kaldu. Tunggu hingga air menyusut dan daging sapi empuk.
  • Angkat semur yang telah matang. Sajikan hangat.
sumber : http://idresep.blogspot.com/2013/04/resep-cara-membuat-semur-daging-sapi.html

Cara Membuat Rendang Daging Sapi

Rendang merupakan salah satu masakan khas dari Indonesia tepatnya Kota Padang, Sumatera Barat. Rendang dapat ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Tapi, Anda juga bisa membuatnya sendiri di rumah. Proses pembuatan rendang ini memang memakan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan agar daging yang dimasak bisa matang sempurna dan tidak keras.

Langsung saja simak cara membuatnya berikut ini:
 Resep Rendang Daging Sapi
 Bahan: - 500 gr daging sapi, potong melebar
 - 2 lembar daun kunyit
- 2 lembar daun jeruk
- 2 batang serai, memarkan
 - 1 buah pekak
- 2 sdm kelapa parut sangrai
 - 1000 – 1500 ml santan
 - Minyak goreng untuk menumis

Bahan bumbu yang dihaluskan:
 - 10 butir bawang merah
- 6 siung bawang putih
- 150 gr cabai merah
- 5 butir kemiri
- ½ sdt jinten
 - 1 sdt ketumbar
 - ½ cm kunyit
 - 1 cm jahe
- Garam secukupnya
- Cabai rawit sesuai selera
- Campur semua bahan jadi satu

 Cara membuat:
- Tumis bumbu yang sudah dihaluskan, sampai harum. Tambahkan daun kunyit, daun jeruk, serai, dan pekak, aduk hingga harum.
- Masukkan daging sapi ke dalam tumisan bumbu, aduk hingga bumbu dan daging tercampur rata, diamkan beberapa saat.
- Tuangkan santan dan parutan kelapa ke dalam daging yang sedang ditumis tadi. Aduk sampai mendidih dan tercampur rata.
- Kecilkan api, diamkan hingga daging matang atau hingga kuahnya berkurang atau mengering. Biasanya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Jika daging sudah empuk dan mudah untuk dibelah itu artinya sudah matang.
 - Angkat dan sajikan di piring saji.

sumber: http://ciricara.com/2013/06/04/cara-memasak-rendang-daging-sapi/

Cara Penggemukan Sapi Potong

Peternakan sapi potong adalah budidaya ternak sapi dengan tujuan utama menghasilkan daging untuk kensumsi. Banyak peternak menanyakan cara mempercepat penggemukan sapi potong, secara alamiah pertambahan berat badan sapi antara 500 gram – 1000 gram/ hari. Untuk sapi lokal seperti sapi bali, madura, PO, Pesisir, dan Aceh pertambahan berat badan harian berkisar antara 300 – 700 gr/ hari. Sedangkan sapi unggul asal luar negeri seperti Simmental, limosine, Angus dan charolise pertambahan berat badan hariannya mencapai 1,3 Kg / hari. Jika kita ingin meransang pertambahan berat badan sapi penggemukan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian konsentrat yang tepat. Memang saat ini ada cara penggemukan sapi dengan pemberian hormon pertumbuhan namun cara ini belum distandarisasi atau diizinkan secara resmi oleh dinas peternakan.

Penggemukan sapi potong adalah salah satu bisnis yang menitik beratkan usahanya pada proses penggemukan sapi, peternak membeli sapi kurus atau bisa juga pedet dan memeliharanya hingga berat badan atau umur tertentu. Masa pengasuhan dalam kandang penggemukan yang paling ekonomis adalah 6 bulan, jika lebih dari 6 bulan maka pertambahan keuntungan yang diperoleh cenderung stagnan. Agar pertambahan berat badan selama 6 bulan cukup tinggi sebaiknya perhatikan manajemen penggemukan sapi potong secara menyeluruh, mulai dari sistem perkandangan, perawatan, penanggulangan dan pencegahan penyakit, manajemen pakan dan sanitasi lingkunagan peternakan.

Salah satu kendala utama dalam penggemukan sapi potong adalah masalah keterbatasan pakan, untuk itu perlu dicari solusi pakan alternatif selain rumput unggul dan fermentasi. Konsentrat merupakan salah satu pakan yang wajib diberikan jika kita ingin bisnis penggemukan sapi potong ini. Konsetrat yang paling umum digunakan peternak saat ini adalah Dedak (bekatul) + Bungkil kelapa + Mineral + Tepung tulang + garam. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan salah satu bahan pakan ternak yang tersedia banyak di alam dan dapat dijadikan sebagai salah satu konsentrat yang cukup ekonomis. Bahan tersebut adalah batang rumbia (sagu rumbia).

Cara mengolah batang rumbia menjadi konsentrat sapi:
  • Batang rumbia di kupas kulit terluarnya
  • Hancurkan batang (pohon) rumbia yang telah dikupas tersebut dengan mesin atau manual hingga ukuran butiran (remah-remah) ½ cm atau lebih kecil.
  • Rendam hasil cincangan dengan air, biarkan selama sehari dan berikan pada sapi.

Kandungan dari hancuran batang rumbia ini jauh lebih baik dari kandungan dedak (bekatul), didalamnya terdapat kandungan karbohidrat yang tinggi. Harga pohon rumbia per kilo saat ini jauh lebih murah daripada harga bekatul. Sehingga biaya produksi penggemukan sapi potong dapat diminimalisir. Pohon rumbia sebagai pakan ternak telah banyak dicobakan oleh peternak yang didaerah mereka terdapat banyak pohon rumbia. Pohon rumbia ini tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, daunnya sering dijadikan atap rumbia.

sumber : http://kesehatan-ternak.blogspot.com/2013/05/pakan-penggemukan-sapi-potong.html

Cara Budidaya Ternak Sapi Perah

BUDIDAYA TERNAK SAPI PERAH
( Bos sp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa.
Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni.
Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari).
3. JENIS
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.
4. MANFAAT
Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
6.2. Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
  1. produksi susu tinggi,
  2. umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
  3. berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
  4. bentuk tubuhnya seperti baji,
  5. matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
  6. ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
  7. tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
  8. tiap tahun beranak.
Sementara calon induk yang baik antara lain:
  1. berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
  2. kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
  3. jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar,
  4. pertumbuhan ambing dan puting baik,
  5. jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta
  6. sehat dan tidak cacat.
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
  1. umur sekitar 4-5 tahun,
  2. memiliki kesuburan tinggi,
  3. daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
  4. berasal dari induk dan pejantan yang baik,
  5. besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
  6. kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
  7. muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
  8. paha rata dan cukup terpisah,
  9. dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
  10. badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
  11. sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.
Prosedur:
  1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
    Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.
  2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
    Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.
  3. Sistim Pemuliabiakan
    Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberi kesempatan untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari.
     
6.3. Pemeliharaan
  1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
    Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.
  2. Perawatan Ternak
    Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
  3. Pemberian Pakan
    Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
    1. sistem penggembalaan (pasture fattening)
       
    2. kereman (dry lot fattening)
       
    3. kombinasi cara pertama dan kedua.
      Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
      umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
      Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
      Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
       
  4. Pemeliharaan Kandang
    Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
  1. Penyakit antraks
     
    • Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan.
       
    • Gejala:
      1. demam tinggi, badan lemah dan gemetar;
      2. gangguan pernafasan;
      3. pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul;
      4. kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina;
      5. kotoran ternak cair dan sering bercampur darah;
      6. limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
    • Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.
       
  2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
     
    • Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
    • Gejala:
      1. rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening;
      2. demam atau panas, suhu badan menurun drastis;
      3. nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali;
      4. air liur keluar berlebihan.
    • Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
       
  3. Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
     
    • Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
    • Gejala:
      1. kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan;
      2. leher, anus, dan vulva membengkak;
      3. paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua;
      4. demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
    • Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
       
  4. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
     
    • Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
    • Gejala:
      1. mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh;
      2. kulit kuku mengelupas;
      3. tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit;
      4. sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
7.2. Pencegahan Serangan
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering.
8. PANEN
8.1. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya sapi perah adalah susu yang dihasilkan oleh induk betina.
8.2. Hasil Tambahan
Selain susu sapi perah juga memberikan hasil lain yaitu daging dan kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ternak.
9. PASCAPANEN : …
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Usaha ternak sapi perah di Indonesia masih bersifat subsisten oleh peternak kecil dan belum mencapai usaha yang berorientasi ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/ketrampilan petani yang mencakup aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil pascapanen, penerapan sistem recording, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Selain itu pengetahuan petani mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya. Produksi susu sapi di dunia kini sudah melebihi 385 juta m2/ton/th dengan tingkat penjualan sapi dan produknya yang lebih besar daripada pedet, pejantan, dan sapi afkiran. Di Amerika Serikat, tingkat penjualan dan pembelian sapi dan produknya secara tunai mencapai 13% dari seluruh peternakan yang ada di dunia. Sementara tingkat penjualan anak sapi (pedet), pejantan sapi perah, dan sapi afkir hanya berkisar 3%. Produksi susu sejumlah itu masih perlu ditingkatkan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di dunia ini. Untuk mencapai tingkat produksi yang tinggi maka pengelolaan dan pemberian pakan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan ternak, dimana minimum pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ternak (terserap) diusahakan sekitar 3,5-4% dari bahan kering
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Usaha peternakan sapi perah keluarga memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang dipelihara minimal sebanyak 6 ekor, walaupun tingkat efisiensinya dapat dicapai dengan minimal pengusahaannya sebanyak 2 ekor dengan rata-rata produksi susu sebanyak 15 lt/hari. Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pembudidayaan sapi perah tersebut dapat juga dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha. Selain itu melakukan upaya kooperatif dan integratif (horizontal dan vertikal) dengan petani lainnya dan instansi-instansi lain yang berkompeten, serta tetap memantapkan pola PIR diatas.

sumber :  http://www.jombangkab.go.id/e-gov/satkerda/page/3517080/sapi.htm

Jumat, 05 Juli 2013

Cata Ternak Sapi Potong

1. SEJARAH SINGKAT
Sapi yang ada sekarang ini berasal dari Homacodontidae yang dijumpai pada babak Palaeoceen. Jenis-jenis primitifnya ditemukan pada babak Plioceen di India. Sapi Bali yang banyak dijadikan komoditi daging/sapi potong pada awalnya dikembangkan di Bali dan kemudian menyebar ke beberapa wilayah seperti: Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi.
2. SENTRA PETERNAKAN
Sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura banyak terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi. Sapi jenis Aberdeen angus banyak terdapat di Skotlandia.
Sapi Simental banyak terdapat di Swiss. Sapi Brahman berasal dari India dan banyak dikembangkan di Amerika.
3. J E N I S
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi
Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada, yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman.
Sapi Bali berat badan mencapai 300-400 kg. dan persentase karkasnya 56,9%. Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, tidak bertanduk, bentuk tubuh rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong. Sapi Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau kekuning-kuningan. Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih.
Sapi Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.
4. MANFAAT
Memelihara sapi potong sangat menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan
sebagai tenaga kerja. Sapi juga dapat digunakan meranih gerobak, kotoran sapi juga mempunyai nilai ekonomis, karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tumbuhan. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur.
Semua organ tubuh sapi dapat dimanfaatkan antara lain:
1) Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
2) Tulang, dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan barang kerajinan
3) Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.

Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahanbahan lainnya.
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Kandang untuk pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.

1) Konstruksi dan letak kandang
Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing
sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering.
Bahan konstruksi kandang adalah kayu gelondongan/papan yang berasal
dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak
terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar.
Termasuk dalam rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang
bersih. Air minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan
tidak boleh kehabisan setiap saat.
Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter
dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Pembuatan
kandang sapi dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah/ladang.
2) Ukuran Kandang
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m. Sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5x1 m.
3) Perlengkapan Kandang
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada permukaan lantai.
Dengan demikian kotoran dan air kencing tidak tercampur didalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan adalah sapu, sikat, sekop, sabit, dan tempat untuk memandikan sapi. Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk memandikan sapi.
6.2. Pembibitan
Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah:
1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
2) Matanya tampak cerah dan bersih.
3) Tidak terdapat tanda-tanda sering butuh, terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir.
4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba.
5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:
1) tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
2) kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
3) laju pertumbuhannya relatif cepat.
4) efisiensi bahannya tinggi.
6.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
a) Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
b) Mempermudah perawatan dan pemantauan.
c) Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas.
2. Pemberian Pakan
Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tidak jenuh memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.
Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.
Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.
Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi
menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.
Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.
Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.
3. Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar.
Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
1. Penyakit antraks
Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan.
Gejala: (1) demam tinggi, badan lemah dan gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3) pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; (4) kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina; (5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6) limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.
2. Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala: (1) rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; (2) demam atau panas, suhu badan menurun drastis; (3) nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; (4) air liur keluar berlebihan.
Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
3. Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala: (1) kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan; (2) leher, anus, dan vulva membengkak; (3) paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua; (4) demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
4. Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala: (1) mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; (2) kulit kuku mengelupas; (3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; (4) sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
7.2. Pengendalian
Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah:
1. Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
2. Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan pengobatan.
3. Mengusakan lantai kandang selalu kering.
4. Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.
8. P A N E N
8.1. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya sapi potong adalah dagingnya
8.2. Hasil Tambahan
Selain daging yang menjadi hasil budidaya, kulit dan kotorannya juga sebagai hasil tambahan dari budidaya sapi potong.

9. PASCA PANEN
9.1. Stoving
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan dalam pemotongan sapi agar diperoleh hasil pemotongan yang baik, yaitu:
1. Ternak sapi harus diistirahatkan sebelum pemotongan
2. Ternak sapi harus bersih, bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari daging.
3. Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar secara tuntas.
4. Semua proses yang digunakan harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.

9.2. Pengulitan
Pengulitan pada sapi yang telah disembelih dapat dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit sapi
dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit sapi dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam posisi sudut 45 derajat.
9.3. Pengeluaran Jeroan
Setelah sapi dikuliti, isi perut (visceral) atau yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut sapi.
9.4. Pemotongan Karkas
Akhir dari suatu peternakan sapi potong adalah menghasilkan karkas berkualitas dan berkuantitas tinggi sehingga recahan daging yang dapat dikonsumsipun tinggi. Seekor ternak sapi dianggap baik apabila dapat menghasilkan karkas sebesar 59% dari bobot tubuh sapi tersebut dan akhirnya akan diperoleh 46,50% recahan daging yang dapat dikonsumsi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari seekor sapi yang dipotong tidak akan seluruhnya menjadi karkas dan dari seluruh karkas tidak akan seluruhnya menghasilkan daging yang dapat dikonsumsi manusia. Oleh karena itu, untuk menduga hasil karkas dan daging yang akan diperoleh, dilakukan penilaian dahulu sebelum ternak sapi potong. Di negara maju terdapat spesifikasi untuk pengkelasan (grading) terhadap steer, heifer dan cow yang akan dipotong.

Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.

Daging dari karkas mempunyai beberapa golongan kualitas kelas sesuai dengan lokasinya pada rangka tubuh. Daging kualitas pertama adalah daging di daerah paha (round) kurang lebih 20%, nomor dua adalah daging daerah pinggang (loin), lebih kurang 17%, nomor tiga adalah daging daerah punggung dan tulang rusuk (rib) kurang lebih 9%, nomor empat adalah daging daerah bahu (chuck) lebih kurang 26%, nomor lima adalah daging daerah dada (brisk) lebih kurang 5%, nomor enam daging daerah perut (frank) lebih kurang 4%, nomor tujuh adalah daging daerah rusuk bagian bawah sampai perut bagian bawah (plate & suet) lebih kurang 11%, dan nomor delapan adalah daging bagian kaki depan (foreshank) lebih kurang 2,1%. Persentase bagian-bagian dari karkas tersebut di atas dihitung dari berat karkas (100%).
Persentase recahan karkas dihitung sebagai berikut:
Persentase recahan karkas = Jumlah berat recahan / berat karkas x 100 %
Istilah untuk sisa karkas yang dapat dimakan disebut edible offal, sedangkan yang tidak dapat dimakan disebut inedible offal (misalnya: tanduk, bulu, saluran kemih, dan bagian lain yang tidak dapat dimakan).

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya sapi potong kereman setahun di Bangli skala 25 ekor pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1) Biaya Produksi
a. Pembelian 25 ekor bakalan : 25 x 250 kg x Rp. 7.800,- Rp. 48.750.000,-
b. Kandang Rp. 1.000.000,-
c. Pakan
- Hijauan: 25 x 35 kg x Rp.37,50 x 365 hari
- Konsentrat: 25 x 2kg x Rp. 410,- x 365 hari
Rp. 12.000.000,-
Rp. 7.482.500,-
d. Retribusi kesehatan ternak: 25 x Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 69.307.500,-
2) Pendapatan
a. Penjualan sapi kereman
Tambahan >Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 69.307.500,-
2) Pendapatan
a. Penjualan sapi kereman
Tambahan berat badan: 25 x 365 x 0,8 kg = 7.300 kg
Berat sapi setelah setahun: (25 x 250 kg) + 7.300 kg = 13.550 kg
Harga jual sapi hidup: Rp. 8.200,-/kg x 13.550 kg
Rp. 111.110.000,-
b. Penjualan kotoran basah: 25 x 365 x 10 kg x Rp. 12,- Rp. 1.095.000,-
Jumlah pendapatan Rp. 112.205.000,-
3) Keuntungan
a. Tanpa memperhitungkan biaya tenaga internal keuntungan Penggemukan 25 ekor sapi selama setahun. Rp. 42.897.500,-
4) Parameter kelayakan usaha
a. B/C ratio = 1,61
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Sapi potong mempunyai potensi ekonomi yang tinggi baik sebagai ternak potong maupun ternak bibit. Selama ini sapi potong dapat mempunyai kebutuhan daging untuk lokal seperti rumah tangga, hotel, restoran, industri pengolahan, perdagangan antar pulau. Pasaran utamanya adalah kota-kota besar seperti kota metropolitan Jakarta.
Konsumen untuk daging di Indonesia dapat digolongkan ke dalam beberapa segmen yaitu :
a) Konsumen Akhir
Konsumen akhir, atau disebut konsumen rumah tangga adalah pembeli-pembeli yang membeli untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individunya. Golongan ini mencakup porsi yang paling besar dalam konsumsi daging, diperkirakan mencapai 98% dari konsumsi total.
Sumber :
Balai Penyuluh Kecamatan Tayu Kab.Pati

sumber : http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-ternak-sapi-potong-7907

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...