Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan
– bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi
senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar
pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk
gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan
pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis)
ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain
ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan
abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia
banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan
potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang
baik untuk kompos.
Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran
ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk
mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran
ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di
daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak
tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai
sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya
harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan
kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.
Proses
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Bahan yang diperlukan adalah kotoran sapi : 80 – 83%, serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 5%, bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%, abu sekam : 10% dan kalsit/kapur : 2%, dan juga boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Bahan yang diperlukan adalah kotoran sapi : 80 – 83%, serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 5%, bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%, abu sekam : 10% dan kalsit/kapur : 2%, dan juga boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %
Tempat pembuatan adalah sebidang tempat
beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi agar pupuk
tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing
pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari
kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air
mencapai ¬+ 60%, kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut
dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk
gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll, serta
abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan
campuran diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1,
tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara
merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas
bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga
mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma
sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.
Sumber : www.sinartani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar