Lele phyton adalah varietas lele unggulan baru yang datang dari
Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lele ini adalah varietas baru
pengganti lele dumbo setelah lele sangkuriang.
Penggunaan induk yang tidak terkontrol membuat lele dumbo punya
banyak kelemahan, mortalitas (tingkat kematian) benih yang tinggi dan
tidak optimalnya produksi cuma sedikit dari kelemahan lele dumbo, dan
hal-hal inilah yang melatarbelakangi dikembangkannya lele phyton sebagai varietas lele unggulan baru.
Beberapa waktu lalu, pemerintah baru saja merilis lele sangkuriang
sebagai varietas lele unggulan. Lele phyton muncul dengan kualitas yang
tak kalah bahkan bisa dibilang lebih baik dibanding lele sangkuriang.
Bedanya hanyalah bahwa lele sangkuriang hasil riset laboratorium
sementara lele phyton murni berdasarkan ‘coba-coba’ yang dilakukan oleh
kelompok pembudidaya yang belajar secara otodidak.
Kualitas lele phyton juga diakui oleh Kasubdin Perikanan Budidaya
Provinsi Banten, Wahjul Chair. Menurutnya, berdasarkan hasil pengujian
ilmiah, lele phyton memang punya kualitas yang setara dengan lele
sangkuriang. “Meski lele phyton ditemukan oleh pembudidaya namun
kualitasnya boleh diadu dengan lele sangkuriang yang ditemukan dari
laboratorium,” puji Wahjul.
Beberapa bukti keunggulan lele phyton dibandingkan dengan lele
sangkuriang dapat dilihat dari konversi pakannya. Lele phyton memiliki
FCR (Food Convertion Ratio) 1:1, maka satu kilogram pakan yang diberikan
kepada lele phyton juga akan menghasilkan sekilo daging. Hal ini lebih
baik dibandingkan dengan FCR lele sangkuriang yang ‘hanya’ 1:0,81.
Keunggulan lain dari lele phyton adalah soal rasanya. Lele phyton
amat aktif bergerak sehingga memiliki rasa daging yang lebih gurih
karena kandungan lemak yang lebih sedikit. Lele phyton juga
berpenampilan lebih menarik karena lebih langsing dibanding pendahulunya
– lele dumbo – yang berpenampilan tambun.
Latar belakang ‘ditemukannya’ lele phyton adalah karena benih lele
yang diambil dari daerah lain memiliki tingkat kematian yang tinggi dan
kurang mampu beradaptasi di desa Banyumundu yang bersuhu dingin. Hal ini
yang menjadikan Wawan, Ketua kelompok pembudidaya ikan air tawar Sinar
Kehidupan Abadi, mencari cara untuk mengembangkan lele asli pandeglang
yang cocok dengan iklim daerah itu. Setelah hampir dua tahun melakukan
percobaan trial and error, lahirlah lele phyton pada 2004.
Wawan menjelaskan, lele phyton dihasilkan dengan menyilangkan induk
eks Thailand generasi kedua (F2) dengan induk lele lokal. Digunakannya
induk lele lokal dalam proses persilangan kemudian menghasilkan
keunggulan lele phyton yang lain, yaitu kemampuan adaptasi terhadap
iklim dingin yang dimiliki kabupaten Pandeglang. Kemampuan adaptasi
tersebut membuat tingkat mortalitas lele phyton sangat rendah. “Survival
Rate (SR/tingkat kelangsungan hidup) lele phyton bisa jadi di atas di
atas 90%,” kata Wawan yakin.
Kemampuan adaptasi lele phyton bukan sekedar berguna untuk daerah
dingin, untuk daerah beriklim panas lele phyton punya kemampuan adaptasi
yang luar biasa. Kualitas lele phyton menjanjikan keuntungan yang terus
menerus karena tingkat kelangsungan hidupnya yang tinggi.
Menurut perhitungan kami, dengan modal awal Rp 675 ribu, pendapatan
pembudidaya bisa mencapai Rp 1,134 juta. Itu artinya ada keuntungan
sebesar 450 ribu per kolam dengan 1000 lele untuk 40 hari siklus lele
phyton.
Untuk detilnya, untuk satu kolam dengan 1.000 ekor benih tebar dan
harga benih Rp 225/ekor, maka dibutuhkan Rp 225 ribu untuk pengadaan
benih. Kemudian selama 40 hari pemeliharaan dibutuhkan satu kwintal
pakan dengan harga sekitar Rp 4.500/kg. Itu artinya dibutuhkan Rp 450
ribu untuk pengadaan pakan. Jadi total modal yang perlu disiapkan oleh
pembudidaya Rp 675 ribu.
Setelah 40 hari pemeliharaan, panen yang akan diperoleh mencapai 900
lele dengan asumsi survival rate 90%. Dengan berat lele 120 gram per
ekor, akan didapatkan 108 kg lele per kolam. Dengan harga jual Rp
10.500/kg, pendapatan yang dikeruk pun mencapai Rp 1,134 juta. Jadi,
keuntungan yang bisa diperoleh mencapai sekitar Rp 450 ribu/siklus.
Itupun baru dari satu kolam.
“Yang membuat budidaya lele phyton semakin besar peluangnya adalah
masih minimnya pasok ikan lele. Di Banten saja kebutuhannya yang
mencapai 7 ton/hari belum terpenuhi,” kata Wawan. Kesimpulannya, buat
anda yang ingin dipatuk keuntungan budidaya, lele phyton adalah pilihan
yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar