Lele termasuk ikan yang mudah untuk beradaptasi sehingga ikan ini bisa
dipelihara di berbagai media pemeliharan, salah satunya di kolam terpal.
Kolam terpal adalah kolam yang dasar maupun sisi dindingnya di buat
dari terpal. Dari mulai proses pemijahan sampai pembesaran ikan lele
bisa dilakukan pada kolam terpal. Untuk cara pembuatan kolam terpal bisa
anda lihat di artikel sebelumnya.
Untuk melakukan pemijahan ikan lele ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain:
- Kolam
Kolam
yang harus disiapkan yaitu kolam pemijahan dan kolam penetasan telur.
Untuk kolam pemijahan bisa bisa menggunakan kolam dengan ukuran panjang 3
meter, lebar 1,5 meter dan tinggi kolam 50 centimeter yang di isi air
dengan ketinggian 20 – 25 cm. Untuk kolam penetasan bisa menggunakan
kolam bekas pemijahan atau kolam lain yang di lengkapi dengan pelindung
dari hujan dan sinar matahari yang bisa di buka tutup sesuai kebutuhan.
- Kakaban
Kakaban berfungsi untuk menempelnya telur lele.
- Seleksi Induk
1. Ciri-ciri induk lele jantan:
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
- Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akanmengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
2. Ciri-ciri induk lele betina
- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
- Warna kulit dada agak terang.
-
Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna
kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
- Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
- Perutnya lebih gembung dan lunak.
-
Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke
arahekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
Proses Pemijahan
1.
Masukan induk lele jantan dan betina yang sudah terpilih ke kolam
pemijahan. Biasanya induk lele yang siap mijah akan saling
berdekatan,usahakan kondisi disekitar kolam pemijahan tenang agar lele
tidak stress.
2. Masukan kakaban ke dalam kolam pemijahan, atur
kakaban sedemikian rupa sehingga kakaban tetap berada di dasar kolam
selama proses pemijahan.
3. Tutup kolam pemijahan, tujuannya untuk mencegah lele loncat dari kolam pemijahan.
4. Pemijahan biasanya akan berlangsung malam hari sekitar pukul 10 malam dan akan berakhir menjelang pagi.
5. Keesokan harinya telur akan terlihat menempel pada kakaban, telur yang terbuahi akan terlihat putih kekuning kuningan (cerah)
6.
Kakaban di angkat untuk memudahkan mengambil induk yang sudah
dipijahkan. Jika penetasan telur dilakukan di kolam bekas pemijahan
kakaban di susun kembali usahakan semua telur terendam oleh air. Jika
menggunakan kolam lain untuk menetaskan maka kakaban dimasukan ke kolam
penetasan.
7. Dalam rentang waktu 20-24 jam telur lele akan menetas
menjadi larva, akan tetapi larva lele masih lemah biasa masih berada
pada kakaban. Keesokan harinya setelah lele menetas baru larva lele
meninggalkan kakaban, biasanya larva lele akan berkumpul di pojok dasar
kolam, segera kakaban diangkat karena apabila kakaban tidak segera
diangkat telur yang tidak menetas akan membusuk dan mencemari kolam
8.
Larva lele mulai diberi makanan setelah 3 hari menetas. Pakan yang di
berikan yaitu cacing sutra segar. Pemberian cacing sutra dilakukan
selama 20 hari, berikan cacing sutra sedikit – sedikit usakan cacing
sutra selalu tersedia di kolam agar diperoleh pertumbuhan lele yang
baik.
9. Setelah berumur 20 hari lele berukuran 3-4 cm lakukan penyortiran. Kemudian lele dipelihara di kolam pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar